PERKENALAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM NUSANTARA SUBAK KELILING
SMPN 1 Selemadeg bekerjasama dengan Majelis Desa Adat (MDA) dalam menghadiri acara sosialisasi pengenalan dan sekaligus pelaksanaan Program Museum Keliling yang dilaksanakan pada hari Selasa, 6 September 2022 pukul 09.00 - 11.00 Wita bertempat di Sekretariat MDA Kecamatan Selemadeg. Kegiatan tersebut dihadiri oleh 40 siswa yang didampingi oleh Pembina OSIS. Kegiatan tersebut diawali dengan sambutan dari Ketua Majelis MDA Kecamatan Selemadeg kemudian dilanjutkan dengan pemberian materi oleh narasumber dari Museum Subak Tabanan. Adapun materi yang disajikan yaitu tentang keberadaan Museum Subak yang ada di Tabanan.
Museum Subak adalah museum yang menyajikan informasi yang berkaitan dengan sistem irigasi (pengairan) sawah tradisional di Bali. Museum ini terletak di Kota Tabanan, Provinsi Bali. Museum ini merupakan museum khusus tentang sistem pertanian di Bali yang berciri khas kemandirian atas landasan kekal “Tri Hita Karana” yang terdiri dari (Parahyangan, Pawongan, dan Palemahan) yaitu konsep keseimbangan dari tiga penyebab kebahagiaan (Tuhan, Manusia, dan Alam).
Sejarah berdirinya Museum Subak adalah berawal dari sebuah gagasan yang dicetuskan oleh I Gusti Ketut Kaler pada tanggal 17 Agustus 1975 yang bertujuan untuk melestarikan lembaga adat sebagai warisan budaya bangsa yang luhur dan untuk memperkenalkan keberadaan Museum Subak bagi generasi muda serta wisatawan tentang sistem irigasi tradisional yang unik yang ada di Bali. I Gusti Ketut Kaler adalah seorang pakar adat dan agama yang pada waktu itu bekerja di Kanwil Departemen Agama Provinsi Bali.
Gagasan tersebut diwujudkan dalam bentuk “Cagar Budaya Museum Subak” yang kemudian dinamakan “Museum Subak”. Museum subak diresmikan pada tanggal 13 Oktober 1981 Oleh Gubernur Bali Prof. Dr. Bagus Mantra. Peralatan yang ada pada Museum Subak adalah alat pemotong, penumbuk padi, alat pembajak sawah, dan lain-lain. Pengunjung mendapatkan informasi yang lengkap tentang bagaimana sistem irigasi subak serta proses pengolahan sawah dari awal sampai akhir. Seperti cara membuka lahan sawah, membagi air, membuat terowongan air, mengukur saluran air serta lengkap dengan proses upacara ritual keagamaan.
Peserta sosialisasi diharapkan agar berkunjung ke Museum Subak untuk mengetahui lebih banyak lagi tentang keberadaan dan benda-benda yang dipamerkan. Sosialisasi tentang Perkenalan dan Pelaksanaan Program Nusantara Subak Keliling ditutup dengan pemberian sertifikat, snack, makan siang, dan souvenir.
Komentar
Jadilah yang pertama berkomentar di sini